Kasman Singodimedjo: Memimpin Adalah Jalan Menderita

photo author
- Senin, 20 Desember 2021 | 20:40 WIB
Kasman Singodimedjo merupakan salah satu pahlawan yang sangat berperan penting dalam kemerdekaan Indonesia. (al-azhar.web.id)
Kasman Singodimedjo merupakan salah satu pahlawan yang sangat berperan penting dalam kemerdekaan Indonesia. (al-azhar.web.id)

MalutnetworkSebelum kemerdekaan, Kasman Singodimedjo menjadi tokoh yang selalu tampil membersamai Soekarno dan Hatta dalam setiap pergerakan rakyat.

Bahkan, menurut Jenderal AH Nasution, waktu sekitar proklamasi, kalangan pemuda menyebutnya trio Soekarno-Hatta-Kasman Singodimedjo.

Peran Kasman Singodimedjo sangat krusial pada awal kemerdekaan bangsa Indonesia.

Pria kelahiran Purworejo ini memiliki latar belakang pendidikan Barat dan telah malang melintang di dunia militer.

Kariernya di dunia militer inilah yang membuatnya memiliki sikap yang tegas. Perannya sangat menonjol ketika dihadapkan pada situasi-situasi kritis. Hal inilah yang kemudian selalu ia tekankan bahwasanya ketika ia menjadi pemimpin, maka itu bukanlah sebuah kenikmatan, melainkan sebuah resiko untuk menderita.

Baca Juga: Kuntowijoyo, Cendekiawan Muslim yang Hidup untuk Menulis

Ia tahu betul, tugas seorang pemimpin di masa-masa kritis jauh lebih sulit dan lebih berbahaya, karena itu akan menentukan nasib bangsa Indonesia nantinya.

Salah satu contoh masa kritis itu adalah ketika proses penyepakatan Preambule Undang-Undang Dasar 1945.

Peristiwa penting yang kelak dikenal dengan tujuh kata ini kemudian menjadi sangat urgent karena menyangkut kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia yang merupakan bangsa multikultural, memiliki bahasa, budaya, dan agama yang berbeda-beda.

Kala itu, Ki Bagus Hadikusumo merupakan satu-satunya orang yang masih dan sangat berpendirian teguh untuk mempertahankan tujuh kata agar tidak dihilangkan.

Meski Ki Bagus mendapatkan tekanan dari berbagai sisi, ia tetap konsisten dengan pendiriannya, tidak goyah sedikit pun.

Baca Juga: Hamka, Sang Kiai Roman

Kasman kemudian merasa memiliki kewajiban untuk menjadi penengah di antara ketidakkondusifan suasana. Menjadi penengah antara Ki Bagus Hadikusumo dan rakyat yang menuntut agar tujuh kata tersebut dihilangkan.

Dalam suasana tersebut, Kasman lalu mengajak Ki Bagus Hadikusumo untuk berdiskusi. Ia meyakinkan Ki Bagus bahwasanya penghilangan tujuh kata ini murni hanya untuk kepentingan bangsa dan tidak akan merugikan umat Islam sama sekali.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Lely Nurarifah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Profil Singkat Zulkifli Umar

Selasa, 3 Januari 2023 | 06:00 WIB
X