Pengangkatan Sekkot Ternate, Antara Tuntutan Profesional dan Elektoral

photo author
- Selasa, 9 Januari 2024 | 06:39 WIB
Dosen Unkhair, Ahmad Yani Abdurahman
Dosen Unkhair, Ahmad Yani Abdurahman

"Tulisan Ini Dari Dosen Unkhair, Ahmad Yani Abdurahman, yang Juga Pernah bertugas di Pemkot Ternate"

TEKA-TEKI siapa Sekretaris Daerah Kota Ternate pengganti Jusuf Sunya akhirnya terjawab setelah Walikota Ternate M Tauhid Soleman (MTS), Seini, 8 Januari melantik Rizal Marsaoli (RM), sebagai Sekda defenitif. Dengan demikian Rizal Marsaoli merupakan Sekda ke tujuh dalam perjalanan Pemerintahan Kota Ternate

Keputusan MTS memilih sang ipar oleh banyak kalangan dinilai sebagai keputusan kontroversial dan beresiko terhadap karier politiknya terutama menjelang Pilkada September 2024 dimana MTS akan kembali bertarung merebut periode kedua kepemimpinannya

Penilaian tersebut sah sah saja dan bukan tidak beralasan di tengah maraknya perilaku nepotisme di kalangan birokrasi dan elit politik jelang Pilpres dan Pileg 2024. Lantas apa yang menjadi pertimbagan sehingga Walikota MTS berani mengambil langkah beraroma nepotisme? Tulisan singkat ini mencoba mendeskripsikan beberapa hal yang menjadi pertimbagan MTS.

Baca Juga: Naik 7,50 Persen, UMP Malut 2024 Tertinggi dari Semua Provinsi, Disnakertrans Warning Perusahaan

Pertama, sosok Rizal Marsaoli yang meskipun ipar Walikota, sesungguhnya merupakan pejabat karier semenjak kota Ternate dipimpin Walikota Syamsir Andili. Sebagai birokrat senior RM bukan hanya pernah menduduki beberapa jabatan strategis tapi semasa memimpin OPD RM juga telah menorehkan prestasi dan reputasi.

Dengan memiliki kapasitas yang mumpuni serta kemampuan merespon perubahan RM mampu menterjemahkan visi dan misi Walikota dengan berbagai program dan kegiatan yang menyentuh kepentingan pelayanan publik. Harus diakui RM dikenal sebagai sedikit dari sekian sosok pejabat kreatif dan inovatif dilingkungan Pemkot Ternate.

Baca Juga: Disnakertrans Lepas Tenaga Medis Maluku Utara Bekerja di Rumah Sakit Arab Saudi

Kedua, RM tidak ingin kehilangan momentum paska pergantian Jusup Sunya sebagai Sekda. Bagi RM ini adalah waktu yang tepat untuk meraih posisi puncak dalam karier birokrasi pemerintahan di kota Ternate. Dalam kalkulasinya jika MTS tidak terpilih kembali sebagai Walikota periode kedua sangat tidak mungkin jabatan ini akan diraihnya.

Sebaliknya jika MTS terpilih untuk periode kedua, dengan sendirinya akan memberikan karpet merah kepada RM melanjutkan tradisi jabatan Sekda di Pemkot Ternate sebagai pintu masuk bertarung dalam konstestasi Pilkada Tahun 2029 sekaligus melanjutkan dinasti kepemimpinan MTS

Baca Juga: Profil dan Harta Kekayaan Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba yang Kena OTT KPK

Perspektif ini membuat MTS maupun RM lebih mengedepankan aturan normatif dari pada persepsi publik. Artinya mereka berpandangan penunjukan sang ipar sebagai Sekretaris Daerah sudah sesuai aturan birokrasi meskipun sebagian kalangan menilai MTA menjalanakan praktek nepotisme .

Ketiga Tahun 2024 adalah tahun politik, tahun dimana MTS memikul beban politik yang tidak ringan. Di tahun tersebut MTS kembali bertarung merebut tahta kepemimpinan periode kedua, dan diawal tahun ini kapasitasnya sebagai politisi plus Ketua DPD Nasdem Kota Ternate sedang diuji mampukah meraih kursi legisltif sesuai target yang dijanjikannya.

Baca Juga: 14 Hari Lagi Masa Jabatan Berakhir, Gubernur Malut Malah Kena OTT KPK, Ada 15 Orang Diamankan

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Abd Yahya A

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X