Kisah Dua Cahaya

photo author
- Rabu, 9 Juli 2025 | 19:40 WIB
Anwar Husen
Anwar Husen

Penulis: Anwar Husen

Tinggal di Tidore

---------------

“Kami sedang berempati dan berusaha membantu sekemampuan, tanpa terbersit sedikitpun harapan apa-apa, tapi Tuhan masih saja menyisakan hamba-hambaNya yang berkekurangan tapi berhati mulia”

ADA UNGKAPAN , tidak semua hari berjalan dengan baik. Tapi selalu ada hal baik setiap harinya. Dan jika sedikit dilengkapi, maka, hari atau hal baik dan buruk itu, bisa saja berjalan hampir bersamaan, secara bersamaan.

Yang ingin saya tulis kali ini, untuk sebuah pengalaman kecil semalam. Pengalaman baik dan buruk berlangsung hampir bersamaan. Satu ide, dan satu lagi cerita tentang fakta miris yang bikin haru. Tapi dua-duanya berisi tentang "nasib" hamba Tuhan.

Baca Juga: Pengangkatan Sekkot Ternate, Antara Tuntutan Profesional dan Elektoral

Saat mengantar dengan pandangan, sang Isteri dan buah hati saya melintasi ke Ternate semalam di pelabuhan penyeberangan Rum, Tidore, sejujurnya ada rasa khawatir juga. Kondisi perairan antara Tidore dan Ternate tiba-tiba berubah drastis. Dari awalnya yang agak tenang di sekitar pukul 19.00 Wit. Langit jadi gelap, tiupan angin berhembus kencang tak beraturan disertai hujan lebat. Kondisi laut jadi bergelombang tak karuan.

Saya mengamati ke arah bebukitan di tanjung sebelah PLTU Rum, mengambil gambarnya dengan ponsel, yang hasilnya tak terlalu jernih, membuat penunjuk arah dan menuliskan caption yang maksudnya, di atas bukit itu, andai PLTU bisa buat program Corporate Social Resposibility (CSR) berupa 1 (satu) unit lampu penerangan untuk keselamatan pelayaran dengan daya tertentu, mungkin akan lebih baik dan sangat membantu. Maksudnya, jenis lampu sorot outdoor dengan radius tertentu yang bisa menerangi perairan antara Tidore-Maitara-Ternate, khususnya pada kondisi langit yang gelap dan cuaca sedang tak bersahabat.

Pesan ini saya tembuskan ke Sekretaris Daerah Kota Tidore Kepulauan, Ismail Dukomalamo. Kebetulan beliau dulunya staf saya di salah satu OPD di daerah ini, saya merasa sedikit leluasa berkomunikasi. Saya kenal benar tipikalnya. Orangnya tipe responsif. Responnya cepat dan positif. Ide yang bagus dan dipertimbangkan untuk ditindaklanjuti, pesan balasannya. Oke, ini satu ide yang saya maksudkan di awal tadi.

Baca Juga: Solusi SDM di Era Digitalisasi Pelayanan Publik

Berikutnya satu fakta miris dan bikin haru. Dari arah Ternate, di tengah anomali cuaca itu, 2 orang ibu dan 2 anak mereka, satunya di kisaran usia 4 tahun, satunya lagi balita yang dalam gendongan ibunya berumur 3 bulan. Mereka bagian dari penumpang yang turun dari armada taksi air. Ada juga 2 perempuan, satunya karib dan staf saya semasa menjadi guru dulu. Dia Fatma Idris, Kepala sebuah SMA di Tidore Utara. Keduanya masih dengan uniform ASN. Dari karib saya yang Kepala SMA ini, saya tahu agak detail informasi ini. Para ibu paruh baya dan anak-anaknya tadi, baru saja datang dari pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, menjenguk para suami mereka yang di tahan di Ternate. Katanya mereka kepergok saat sedang mengebom ikan. Tak jelas di mana mereka diamankan.

Seorang ibu beserta anaknya, anggota rombongan mereka dari Obi tadi, menyeberang duluan dan menunggu sejak pagi di terminal pelabuhan Rum. Sudah kepergok pandangan saya, anak laki-lakinya dikisaran usia 4 tahun itu, sedang berbaring di bangku ruang tunggu itu, ditemani ibunya. Tapi saya berpikir sedang menunggu hujan reda untuk pulang ke kampung sebelah saja.

Di tengah guyuran hujan yang belum juga reda, dan fakta kondisi yang serba terbatas dan bikin haru, yang tak saya tulis datailnya, kami membantu mencarikan armada transportasi mengantar rombangan mereka ke sebuah perkampungan agak ke pegunungan, di kecamatan Tidore Utara. Katanya ada keluarga mereka yang beristeri orang sana. Mareka mau bertahan beberapa waktu di situ. Ada beras yang di bawa, di kantong plastik yang tak besar ukurannya. Ada tiga tas berukuran sedang berisi berbagai keperluan sementara.

Baca Juga: Maluku Angkat Senjata : Tipu Muslihat Portugis Hingga Tewasnya Sultan Khaerun

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Abd Yahya A

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X