MALUTNETWORK.COM - Pembangunan Sofifi sebagai Ibu Kota Provinsi Maluku Utara memasuki babak baru yang sarat makna budaya.
Kementerian PPN/Bappenas menegaskan komitmen untuk menjadikan aspek historis dan peran adat sebagai fondasi utama perencanaan kota, melalui koordinasi langsung dengan Kesultanan Tidore.
Hal ini ditegaskan Direktur Pembangunan Indonesia Timur PPN/Bappenas, Ika Retna Wulandary saat mengunjungi Kedaton Kesultanan Tidore.
Kunjungan ini bukan sekadar silaturahmi, melainkan langkah strategis untuk mengintegrasikan berbagai dokumen perencanaan Sofifi ke dalam sebuah master plan yang sempurna.
Ika Retna Wulandary menekankan pentingnya peran empat kesultanan utama Maluku Utara (Tidore, Ternate, Jailolo, dan Bacan) dalam desain pembangunan.
“Sehingga tujuan kami ini untuk mengintegrasikan berbagai dokumen perencanaan sebelumnya yang nantinya akan menjadi acuan kita dalam master plan kedepan, karena hingga 2025 ini master plan tersebut belum sempurna sehingga kami juga butuh masukan dari berbagai pihak,” kata Ika.
Baca Juga: Tinjau Proyek DAK, Wawali Tidore Minta Progres Wajib di Atas 75 Persen Sebelum Desember
"Perencanaan wilayah perlu memperhatikan aspek budaya historis dan khususnya aspek kesultanan, yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari pembangunan kedepan," tambahnya.
Bappenas menargetkan fase pertama pre master plan ini rampung pada akhir Tahun 2025 dan disempurnakan pada tahun 2026, sekaligus menjamin Sofifi akan menjadi Ibu Kota yang tertata, berkelanjutan (sustainable), dan berakar kuat pada adat istiadat leluhur Maluku Utara
Tanpa Hegemoni, Utamakan Kesejahteraan
Wakil Wali Kota Tidore Kepulauan, Ahmad Laiman, memastikan bahwa meskipun Sofifi berada di wilayah adat Kesultanan Tidore dan administrasi Kota Tidore, tidak ada sikap hegemoni.
Baca Juga: Wawali Tidore Sidak Tiga OPD, Temuan Klasik Ini Jadi Pekerjaan Rumah Berat Pemkot
"Kami Pemerintah Daerah bersama Kesultanan Tidore pun tidak pernah merasa bahwa kami menguasai segalanya. Perencanaan ini diharapkan mampu membantu berbagai pembangunan," kata Ahmad Laiman.
Ia juga menyoroti potensi wisata Kota Tidore yang akan dikembangkan seiring dengan penataan Ibu Kota Sofifi, demi menarik minat masyarakat luas.
Artikel Terkait
Wali Kota Sebut Peredaran Narkoba di Tidore Mulai Marak, BNNK Akui Sudah Kantongi TO Jaringan
Ditemui Pemkot dan DPRD, BWS dan BPJN Siap Support Penangan Banjir Hingga Jalan dan Jembatan di Tidore
Pemkot Tidore Siapkan Dapur MBG di Desa Maregam dan Marekofo
Dana Transfer Pemkot Tidore Dipangkas Rp300 Miliar, Gaji PPPK dan Pembangunan Terancam
Di Kwatak Bacarita: DPRD Tidore Minta Pemkot Duduk Bersama, Putar Otak Genjot PAD di Tengah Pemangkasan TKD
Tolak Korupsi Daerah Jadi Alasan Potong TKD, Ishak Naser: Pusat Punya Masalah yang Lebih Besar